Wiro Sableng
Wiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang tekenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan, dari berbagai guru.
Senjata-senjata Wiro Sableng
Kapak Maut Naga Geni 212
Senjata utama Wiro Sableng. Sebuah kapak besar bermata dua, dengan
gagang berupa seruling dan ujung gagang berbentuk kepala naga. Di
masing-masing mata kapak terukir angka 212. Di seri pertama Wiro
Sableng : "Empat Berewok dari Goa Sanggreng", dikatakan bahwa kapak ini
terbuat dari logam dan gading. Mulut ukiran naga dapat menembakkan
jarum-jarum beracun, dengan jalan menekan tombol rahasia pada kapak.
"Seruling" di gagang kapak dapat ditiup dan mengeluarkan suara yang
sangat dahsyat. Beberapa musuh WIro Sableng yang tidak dapat dibunuh
dengan kesaktiannya yang lain, dapat dikalahkan atau dibunuh dengan
bunyi seruling ini, misalnya : Dewi Siluman dari Bukit Tunggul pada
episode Dewi Siluman dari Bukit Tunggul, atau nenek Arashi pada episode
Pendekar Gunung Fuji. Kapak ini baru dapat digunakan dengan mengerahkan
tenaga dalam. Tebasannya terlihat seperti sinar putih dan mengeluarkan
bunyi seperti dengungan ratusan tawon. Kapak ini juga mengandung racun
mematikan. Pada episode Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin, di akhir
episode, pemegang Cambuk Api Angin terbunuh oleh racun ini, setelah
tangannya putus ditebas Kapak Maut Naga Geni 212.
Batu Hitam 212
Batu hitam (batu bara? coal briquette?) seukuran telapak
tangan orang dewasa, berukir angka 212. Jika batu hitam ini diadu dengan
mata Kapak Maut Naga Geni 212, dapat memercikkan semburan api besar
yang sangat panas.
Bintang 212
Senjata rahasia berbentuk bintang dengan ukiran angka 212, digunakan
dengan cara dilemparkan, seperti senjata "shuriken" milik ninja. Bintang
212 digunakan dalam episode Keris Tumbal Wilayuda dan Rahasia Lukisan
Telanjang
Beberapa kesaktian Wiro Sableng
Pukulan Harimau Dewa
Diwariskan oleh Datuk Rao Basaluang Ameh, mahluk setengah roh
setengah manusia dari kepulauan Andalas. Di awali dengan tiupan di
tangan sebelah kanan yang memunculkan gambar kepala harimau putih (Datuk
Rao Bamato Hijau), pukulan ini sanggup menghancurkan apa saja tanpa
perlu mengeluarkan tenaga dalam. Hanya beberapa musuh utama Wiro Sableng
yang dapat mematahkan / mengimbangi pukulan Harimau Dewa ini, seperti
Datuk Lembah Akhirat, yang mempunyai tenaga dalam setingkat para Dewa
(yang didapat dari menghisap tenaga dalam para pendekar yang lain).
Pukulan Sinar Matahari
Diajarkan Sinto Gendeng alias Sinto Weni. Berupa sinar menyilaukan
berwarna putih keperakan yang sangat panas. Diawali dari sinar putih
keperakan memancar dari tangan, kemudian tangan digerakkan dengan
gerakan memukul, dan sinar putih perak itu ditembakkan kepada lawan
(energy blast/energy shot). Kekuatan pukulan ini adalah suhu yang sangat
tinggi, dan dalam episode Halilintar Di Singosari, pukulan Sinar
Matahari disebutkan dapat melumerkan borgol besi. Pukulan Matahari juga sangat berguna di dunia batin.Terutama yang bisa mengeluarkan Ruhnya dari Jasadnya untuk sementara.
Pukulan Angin Es
Diajarkan Sinto Gendeng. Berupa suhu yang sangat dingin. Mampu
membuat lawan tak dapat bergerak karena sangat kedinginan. Gerakannya
berupa mengangkat kedua tangan lalu telapak tangan dikembangkan dan
diputar perlahan-lahan, kemudian suhu udara di sekitar lokasi mulai
dingin dan dapat membuat lawan yang dituju menjadi kaku seperti salju.
Ilmu kesaktian ini biasa digunakan Wiro sewaktu menghadapi musuh yang
mempunyai kesaktian berintikan api atau panas. Mayat Hidup dari Gunung
Klabat dikalahkan Wiro dengan pukulan ini.
Pukulan Angin Puyuh
Diajarkan Sinto Gendeng. Berupa hempasan angin yang sangat deras.
Pukulan Dewa topan menggusur gunung
Diajarkan Tua Gila. Berupa hempasan angin yang sangat deras.
Pukulan Benteng Topan melanda samudera
Berupa hempasan angin yang sangat deras.
Pukulan Kunyuk melempar buah
Berupa hempasan angin yang deras dan berat, seperti sebongkah batu besar yang dilemparkan.
Ilmu silat Orang Gila
Diajarkan Tua Gila, paman guru (kakak seperguruan eyang sinto
gendeng) Wiro di Pulau Andalas (sekarang Pulau Sumatera). Berupa
gerakan-gerakan silat (martial arts) yang terlihat ngawur dan mirip
gerakan orang gila, namun sangat berbahaya.
Pukulan Dinding Angin Berhembus Tindih-Menindih
Diajarkan Sinto Gendeng, berupa angin dahsyat yang berhembus menyebar
dan menggempur susul menyusul hanya dengan sekali pukul. Keistimewaan
pukulan ini adalah fungsinya yang bersifat 3 dalam 1; dapat digunakan
menyerang, bertahan, sekaligus mengembalikan serangan lawan ke
pemiliknya.
Ilmu Pedang Pendekar Pedang Akhirat
Diajarkan dedengkot rimba kangouw Tiongkok , Pendekar Pedang Akhirat
(Long Sam Kun), berupa tiga jurus ilmu pedang tingkat tinggi yang
masing-masing bernama Cip-hian Jay-bong (Tiba-tiba Muncul Pelangi), Lo-han Ciang-yau (Malaikat Menundukkan Siluman) dan Kui-gok Sin-ki (Iblis Meratap Malaikat Menangis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar