Rabu, 08 Mei 2013

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Wiro Sableng

Wiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang tekenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan, dari berbagai guru.

Senjata-senjata Wiro Sableng

Kapak Maut Naga Geni 212
Senjata utama Wiro Sableng. Sebuah kapak besar bermata dua, dengan gagang berupa seruling dan ujung gagang berbentuk kepala naga. Di masing-masing mata kapak terukir angka 212. Di seri pertama Wiro Sableng : "Empat Berewok dari Goa Sanggreng", dikatakan bahwa kapak ini terbuat dari logam dan gading. Mulut ukiran naga dapat menembakkan jarum-jarum beracun, dengan jalan menekan tombol rahasia pada kapak. "Seruling" di gagang kapak dapat ditiup dan mengeluarkan suara yang sangat dahsyat. Beberapa musuh WIro Sableng yang tidak dapat dibunuh dengan kesaktiannya yang lain, dapat dikalahkan atau dibunuh dengan bunyi seruling ini, misalnya : Dewi Siluman dari Bukit Tunggul pada episode Dewi Siluman dari Bukit Tunggul, atau nenek Arashi pada episode Pendekar Gunung Fuji. Kapak ini baru dapat digunakan dengan mengerahkan tenaga dalam. Tebasannya terlihat seperti sinar putih dan mengeluarkan bunyi seperti dengungan ratusan tawon. Kapak ini juga mengandung racun mematikan. Pada episode Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin, di akhir episode, pemegang Cambuk Api Angin terbunuh oleh racun ini, setelah tangannya putus ditebas Kapak Maut Naga Geni 212.
Batu Hitam 212
Batu hitam (batu bara? coal briquette?) seukuran telapak tangan orang dewasa, berukir angka 212. Jika batu hitam ini diadu dengan mata Kapak Maut Naga Geni 212, dapat memercikkan semburan api besar yang sangat panas.
Bintang 212
Senjata rahasia berbentuk bintang dengan ukiran angka 212, digunakan dengan cara dilemparkan, seperti senjata "shuriken" milik ninja. Bintang 212 digunakan dalam episode Keris Tumbal Wilayuda dan Rahasia Lukisan Telanjang

Beberapa kesaktian Wiro Sableng

Pukulan Harimau Dewa

Diwariskan oleh Datuk Rao Basaluang Ameh, mahluk setengah roh setengah manusia dari kepulauan Andalas. Di awali dengan tiupan di tangan sebelah kanan yang memunculkan gambar kepala harimau putih (Datuk Rao Bamato Hijau), pukulan ini sanggup menghancurkan apa saja tanpa perlu mengeluarkan tenaga dalam. Hanya beberapa musuh utama Wiro Sableng yang dapat mematahkan / mengimbangi pukulan Harimau Dewa ini, seperti Datuk Lembah Akhirat, yang mempunyai tenaga dalam setingkat para Dewa (yang didapat dari menghisap tenaga dalam para pendekar yang lain).

Pukulan Sinar Matahari

Diajarkan Sinto Gendeng alias Sinto Weni. Berupa sinar menyilaukan berwarna putih keperakan yang sangat panas. Diawali dari sinar putih keperakan memancar dari tangan, kemudian tangan digerakkan dengan gerakan memukul, dan sinar putih perak itu ditembakkan kepada lawan (energy blast/energy shot). Kekuatan pukulan ini adalah suhu yang sangat tinggi, dan dalam episode Halilintar Di Singosari, pukulan Sinar Matahari disebutkan dapat melumerkan borgol besi. Pukulan Matahari juga sangat berguna di dunia batin.Terutama yang bisa mengeluarkan Ruhnya dari Jasadnya untuk sementara.

Pukulan Angin Es

Diajarkan Sinto Gendeng. Berupa suhu yang sangat dingin. Mampu membuat lawan tak dapat bergerak karena sangat kedinginan. Gerakannya berupa mengangkat kedua tangan lalu telapak tangan dikembangkan dan diputar perlahan-lahan, kemudian suhu udara di sekitar lokasi mulai dingin dan dapat membuat lawan yang dituju menjadi kaku seperti salju. Ilmu kesaktian ini biasa digunakan Wiro sewaktu menghadapi musuh yang mempunyai kesaktian berintikan api atau panas. Mayat Hidup dari Gunung Klabat dikalahkan Wiro dengan pukulan ini.

Pukulan Angin Puyuh

Diajarkan Sinto Gendeng. Berupa hempasan angin yang sangat deras.

Pukulan Dewa topan menggusur gunung

Diajarkan Tua Gila. Berupa hempasan angin yang sangat deras.

Pukulan Benteng Topan melanda samudera

Berupa hempasan angin yang sangat deras.

Pukulan Kunyuk melempar buah

Berupa hempasan angin yang deras dan berat, seperti sebongkah batu besar yang dilemparkan.

Ilmu silat Orang Gila

Diajarkan Tua Gila, paman guru (kakak seperguruan eyang sinto gendeng) Wiro di Pulau Andalas (sekarang Pulau Sumatera). Berupa gerakan-gerakan silat (martial arts) yang terlihat ngawur dan mirip gerakan orang gila, namun sangat berbahaya.

Pukulan Dinding Angin Berhembus Tindih-Menindih

Diajarkan Sinto Gendeng, berupa angin dahsyat yang berhembus menyebar dan menggempur susul menyusul hanya dengan sekali pukul. Keistimewaan pukulan ini adalah fungsinya yang bersifat 3 dalam 1; dapat digunakan menyerang, bertahan, sekaligus mengembalikan serangan lawan ke pemiliknya.

Ilmu Pedang Pendekar Pedang Akhirat

Diajarkan dedengkot rimba kangouw Tiongkok , Pendekar Pedang Akhirat (Long Sam Kun), berupa tiga jurus ilmu pedang tingkat tinggi yang masing-masing bernama Cip-hian Jay-bong (Tiba-tiba Muncul Pelangi), Lo-han Ciang-yau (Malaikat Menundukkan Siluman) dan Kui-gok Sin-ki (Iblis Meratap Malaikat Menangis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar